Umat Sosial

Manusia hidup di dunia ini punya dua fungsi, pertama sebagai makhluk individu dan kedua sebagai umat sosial. So, jangan pernah kita hilangkan salah satu peran kita dari kedua fungsi tersebut. Semua harus berjalan seimbang sebagaimana mestinya. Sebagai makhluk individu, maka kita nampaknya perlu waktu untuk menyendiri. Merenungi tentang apa-apa yang harus direnungkan. Kita butuh cukup waktu buat merumuskan tujuan kita hidup di dunia. Darinya, kita juga butuh memiliki visi dan misi pribadi supaya tidak asal terseret arus kehidupan. Untuk soal fitrah kita sebagai seorang individu, tidak perlu aku bahas panjang lebar disini. Ada baiknya aku kembalikan kepada individu masing-masing. Tentu semua sudah lebih paham dari penulis sendiri.

Oh ya sobat, di setiap tulisanku di blog ini, itu bukan berarti aku lebih atau bermaksud menggurui pembaca sekalian. Disini aku cuma berbagi. Semoga bermanfaat 🙂

Nah untuk peran kita yang ke dua yaitu fungsi sosial, agaknya banyak diantara kita belum bisa menjalankan walaupun sejatinya telah mengerti. iya kan? Yah, jangan pernah lupakan kalau kita ini juga makhluk sosial loh. Bersosial adalah keharusan hidup yang harus kita jalani. Bahkan ada penelitian menyatakan bahwa orang yang suka bersosial akan lebih tahan terhadap penyakit daripada orang yang lebih suka menyendiri. Masalah yang kerap kali menimpa kita yang lebih introvert atau suka menyendiri yaitu lebih mudah terkena penyakit kejiwaan, misalnya gangguan depresi atau lainnya.

Jangan dikira depresi itu masalah sepele loh. Bahkan diprediksi depresi akan menjadi penyakit dengan jumlah kasus terbanyak nomor 2 di dunia setelah penyakit jantung. Hal itu mengingat di era kehidupan modern ini stresor psikososial meningkat tajam. Ketika orang mengalami gangguan depresi, meskipun tidak terdapat tanda-tanda patologi dalam tubuhnya, tetapi secara teori ada kelainan keseimbangan hormon dan neurotransmitter otak yang bisa menyebabkan orang tersebut kehilangan produktivitasnya.

Jadi sobat, kita harus tahu bahwa manusia itu tidak hanya punya fisik saja, tetapi aspek mental juga harus kita jaga kesehatanya yaitu salah satunya dengan bersosial. Makanya yuk kita bersosial dengan ikut kegiatan-kegiatan yang melibatkan interaksi. bersama-sama tetangga mengikuti kegiatan bersih desa misalnya atau kegiatan lainnya. Banyak kok yang bisa kita lakukan.

Bersyukur lah bagi yang terlahir di desa. Karena hidup di desa nampaknya bagus untuk mengembangkan perilaku sosial positif kita daripada di kota yang penduduknya cenderung lebih tertutup. Tak apalah, semoga lewat tulisan ini kita semua menyadari, pentingnya bersosial dimanapun kita berada.

Maka yang ingin aku tekankan disini ternyata hidup bersosial bukanlah perkara mudah. Ini berdasar pengamatanku langsung dilapangan. karena agar kita bisa menjalankan fungsi sosial kita dengan baik ya harus didukung dengan seni komunikasi yang baik pula. Komunikasi itu erat sekali hubunganya dengan interaksi. Walaupun tanpa komunikasi verbal kita bisa menyampaikan pesan kepada orang lain. Namun permasalahanya tidak semua orang bisa menerima pesan tersebut. Intinya, komunikasi adalah aspek wajib yang harus kita penuhi untuk menciptakan hubungan sosial yang baik.

Dibawah ini aku tuliskan tips-tips bagaimana caranya menjalin komunikasi dengan siapa saja yang bakal kamu temui. Dimanapun kamu berada.

1. Senyum

Senyum merupakan sikap yang kita tunjukan bahwa kita siap untuk menjalin komunikasi dengan siapa saja. Dan biasanya orang yang kita senyumi mereka menganggap bahwa kita telah memberi penghormatan kepadanya sehingga biasanya akan merasa enak dan nyaman. Dan hasilnya orang tersebut sudah pasti akan membalas senyum mu. Tersenyumlah secara alami. Jangan dibuat-buat atau kamu pura-pura gembira. Senyum yang dipaksa akan membuat tidak nyaman lawan komunikasimu. Selain itu senyum melambangkan persetujuan dan membuat orang lain terbuka untuk berkomunikasi denganmu.

2. Tangan terbuka

Tangan terbuka bisa diartikan kita terbuka dengan siapa saja. Dan juga pertanda siap menjalin komunikasi. Sedangkan tangan tertutup memberi sinyal bahwa kita lebih enjoy sendiri. Dan ingin menyendiri. Dalam artian, kita sedang tidak mau menjalin komunikasi dengan siapa saja.  Kondisi tertutup itu misalnya seperti kita sedang “bersedeku” atau menobang dagu dengan tangan. Hindari itu, oke.

3. Condongkan badan ke depan

Menyondongkan badan ke depan berarti kita tertarik untuk mendengarkan orang lain. Buatlah orang lain merasa dihargai ketika sedang bicara dengan kita lebih menyondongkan badan ke depan. Dan hal itu akan mendorong orang lain untuk terus berbicara

4. Jabat tangan

Jabat tangan itu perlu, namun tidak semua kasus. Jabat tangan mengatakan bahwa kamu bersahabat. Dalam beberapa kasus ada orang yang berprinsip tidak mau berjabat tangan terutama dengan lawan jenis. Kita harus menghormati prinsipnya tersebut.  Jabat tangan itu sendiri perilaku sensitif, maka ada baiknya dilakukan ala kadarnya saja. Jangan terlalu dipaksakan, nanti malah bisa mengirimkan sinyal negatif dan berakibat tindakan penolakan yang kita dapat dari lawan komunikasi kita.

5. Kontak mata

Lakukanlah kontak mata, tapi jangan terlalu lama. Karena mata bisa mengirim sinyal-sinyal tertentu dengan penafsiran tertentu pula bagi pihak yang sedang kamu ajak bicara. Yah, sesekali, kontak mata-lah dengannya. Jika saat kamu berbicara dengan seseorang, kamu tidak berani melakukan kontak mata dengannya itu tandanya kamu orang pemalu, Sedangkan dalam ilmu negosiasi sudah bisa dipastikan kamu akan kalah sebab peran mata sangat penting sekali dalam berkomunikasi.

6. Mengangguk

Hampir seperti dengan menyondongkan badan ke depan. Mengangguk berarti kita memerhatikan dan mengerti apa yang dikatakan lawan bicara kita. Itu membuatnya akan terus berbicara dan merasa sangat dihargai.

Oke, sampai disini dulu sobat. Semoga harimu menjadi lebih menyenangkan.