Negeri ini telah menjelma menjadi tempat amat menakutkan. Bukan karena banyak bencana sering singgah. Bukan pula karena banyaknya orang jahat disini. Namun karena para manusianya sudah tidak lagi peduli. Ketidakpedulian inilah penyebab kehancuran suatu bangsa. Maka sebetulnya dari titik ini pula akar daripada seluruh masalah. Rasa itu kini tengah melanda.
Padahal sepertinya sepele; hanya “tidak peduli”. Contoh simpelnya begini, jika kita tidak peduli dengan diri sendiri misalnya. Saat perut lapar tidak peduli karena kita sibuk memberi komentar satu persatu status teman di jejaring sosial, waktunya istirahat tidak peduli karena ada pertandingan big match dini hari, waktunya belajar tidak peduli karena harus nonton film yang baru saja dirilis. Harusnya yang saat itu kita makan atau meng-istirahatkan tubuh namun kita malah tidak peduli dan memaksa tubuh ini kerja ekstra. Maka ‘sakit’ lah tubuh kita. Tubuh kita ibaratkan sebuah mesin yang juga butuh diistirahatkan. Selain itu juga butuh perawatan rutin agar dapat bekerja maksimal. Maka perawatan itulah sebenarnya rupa lain daripada kepedulian (lawan dari ketidakpedulian). Begitu pula kira-kira analoginya untuk sebuah bangsa. Apabila rasa tidak peduli merajalela, maka jangan diharap segala persoalan dapat terselesaikan. Dan akhirnya bangsa inipun akan sakit dalam waktu lama.